Friday, September 17, 2010

Cara Pemberian Pakan Sapi Potong

1. Jenis

Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah sapi asli Indonesia dan sapi yang diimpor. Dari jenis-jenis sapi potong itu, masing-masing mempunyai sifat-sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luarnya (ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari genetiknya (laju pertumbuhan).

Sapi-sapi Indonesia yang dijadikan sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole) dan sapi Madura. Selain itu juga sapi
Aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada, yang penyebarannya dianggap merata masing-masing adalah: sapi Bali, sapi PO, Madura dan Brahman.

Sapi Bali berat badan mencapai 300-400 kg. dan persentase karkasnya 56,9%. Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, tidak bertanduk, bentuk tubuh rata seperti papan dan dagingnya padat, berat badan umur 1,5 tahun dapat mencapai 650 kg, sehingga lebih cocok untuk dipelihara sebagai sapi potong. Sapi Simental (Swiss) bertanduk kecil, bulu berwarna coklat muda atau kekuning-kuningan. Pada bagian muka, lutut kebawah dan jenis gelambir, ujung ekor berwarna putih.

Sapi Brahman (dari India), banyak dikembangkan di Amerika. Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.

2. Pemeliharaan
Pemeliharaan sapi potong mencakup penyediaan pakan (ransum) dan pengelolaan kandang. Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah :
- Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari.
- Mempermudah perawatan dan pemantauan.
- Menjaga keamanan dan kesehatan sapi.
3. Pemberian Pakan
Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan masih besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.
a. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas.
b. Pemberian Pakan
Pada umumnya, setiap sapi membutuhkan makanan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui, dan supaya tidak jenuh memerlukan pakan yang memadai dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara: yaitu penggembalaan (Pasture fattening), kereman (dry lot faatening) dan kombinasi cara pertama dan kedua.

Penggembalaan dilakukan dengan melepas sapi-sapi di padang rumput, yang biasanya dilakukan di daerah yang mempunyai tempat penggembalaan cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar 5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka tidak memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan bermacam-macam jenis rumput.

Pakan dapat diberikan dengan cara dijatah/disuguhkan yang yang dikenal dengan istilah kereman. Sapi yang dikandangkan dan pakan diperoleh dari ladang, sawah/tempat lain. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum.

Pemberian pakan sapi yang terbaik adalah kombinasi antara penggembalaan dan keraman. Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi
menjadi 3 katagori, yaitu hijauan segar, hijauan kering, dan silase. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan (legu minosa) dan tanaman hijau lainnya. Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja (king grass), daun turi, daun lamtoro.

Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa digunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat kasar.

Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara singkat pembuatan silase ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut silase. Contoh-contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.

Saturday, August 7, 2010

Jantung di tubuh Kita

Penyakit-penyakit dapat mempengaruhi bagian mana pun dari jantung. Tetapi, penyakit yang paling umum adalah penyakit kronis pada arteria koroner yang disebut aterosklerosis. Karena itu, sakit jantung yang umum dikenal dan paling banyak diderita adalah penyakit jantung koroner atau penyakit arteria koroner. Penyakit ini paling sering menyebabkan serangan jantung pada seseorang yang bisa menyebabkan kematian. Penyebabnya adalah penyempitan pada pembuluh darah koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal dari makanan yang masuk dalam tubuh. Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku. Kekakuan ini disebut sebagai aterosklerosis.

Aterosklerosis terjadi jika terjadi penumpukan plak atau timbunan lemak pada dinding-dinding arteri. Selang beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras dan mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung. Penyakit arteria koroner atau coronary artery disease (CAD) inilah yang pada dasarnya menuntun kepada sebagian besar serangan jantung.

Penyumbatan dalam satu arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan jantung secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung meminta oksigen melebihi yang tersedia sehingga memicu serangan jantung. Mengapa? Apabila otot jantung tidak menerima oksigen untuk waktu yang cukup lama, jaringan di sekitarnya dapat rusak. Tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak mengalami regenerasi. Semakin lama serangannya, semakin banyak kerusakan pada jantung dan semakin besar kemungkinan meninggal.

Bahkan dalam arteri yang tidak terlalu sempit karena timbungan plak dan lemak, timbunan plak dapat pecah dan membentuk kerak darah atau trombus. Selain itu, arteri yang berpenyakit juga cenderung mengalami kontraksi otot secara mendadak. Sehingga, sekeping kerak darah dapat terbentuk di tempat kontraksi, melepaskan zat kimia yang kemudian mengakibatkan dinding arteri menyempit, memicu sebuah serangan jantung.

Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak menentu atau mengalami fibrilasi. Irama tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya untuk memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati dan si pasien pun tidak tertolong lagi.

Selain penyakit jantung koroner yang disebabkan karena penumpukan lemak di dinding arteri, ada juga penyakit jantung lainnya yang disebabkan kelainan semenjak lahir. Misalnya jantung yang tidak sempurna, kelainan katup jantung, melemahnya otot jantung. Penyebab lain adalah bakteri yang menyebabkan infeksi pada jantung.

via kumpulan.info

Saturday, July 31, 2010

Macam-Macam Anemia Dapat Kita Alami

Anemia berarti kekurangan sel darah merah yang dapat disebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah.

Sumber Gambar : medical-look

Beberapa tipe anemua dan penyebabnya fisiologisnya dapat kita pelajari sebagai berikut :

ANEMIA AKIBAT KEHILANGAN DARAH
Setelah mengalami perdarahan yang cepat maka tubuh akan mengganti cairan plasma dalam waktu 1 sampai 3 hari. Namun hal ini akan menyebabkan konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Bila tidak terjadi perdarahan yang kedua maka konsentrasi sel darah merah biasanya normal dalam waktu 3 sampai 6 minggu. Pada kehilangan darah yang kronis maka penderita seringkali tidak dapat mengabsorbsi cukup besi dari usus halus untuk membentuk hemoglobin secepat darah yang hilang. Kemudian terbentuk sel darah merah yang mengandung sedikit sekali hemoglobin sehingga menimbulkan keadaan anemia hipokromik mikrositik.

Sumber Gambar :healthguide.howstuffworks

ANEMIA APLASTIK
Aplasia sumsum tulang berarti tidak berfungsinya sumsum tulang. Contohnya pada seseorang yang sering terkena radiasi sinar gamma akibat ledakan bom atom cenderung untuk menderita kerusakan sumsum tulang yang menyeluruh dalam beberapa minggu kemudian menjadi anemia yang mematikan. Demikian juga terapi yang menggunakan sinar-x secara berlebihan, bahan-bahan kimia pada industri tertentu dan pada penderita sensitif bahkan obat-obatan dapat mengakibatkan efek yang sama.

Sumber Gambar : medical-look


ANEMIA HEMOLITIK
Ada bermacam-macam sel darah merah yang abnormal. Sebagian besar didapat secara keturunan. Sel-sel ini memiliki sifat yang mudah rapuh sehingga mudah pecah sewaktu melewati kapiler terutama ketika melewati limpa. Walaupun sel darah merah yang terbentuk jumlahnya normal atau bahkan lebih dari normal pada penyakit-penyakit hemolitik ternyata masa hidup sel darah merah ini sangat singkat sehingga mengakibatkan anemia yang parah. Beberapa tipe anemia ini seperti sferositosis herediter, anemia sel sabit, dan eritoblastosis fetalis.

Sumber Gambar : pathologystudent

ANEMIA MEGALOBLASTIK
Lambatnya produksi eritroblas dalam tulang sumsum tulang mengakibatkan sel ini tumbuh terlalu besar dengan bentuknya yang aneh dan disebut megaloblas. Jadi atropi mukosa lambung seperti yang terjadi pada anemia pernisiosa atau bila seluruh lambung diangkat melalui gastrektomi total maka dapat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik. Juga penderita sariawan usus (intestinal sprue) dimana asam folat, B 12 dan senyawa vitamin B lainnya sedikit sekali diabsorbsi seringkali terjadi anamia megaloblastik.

Sumber Gambar : sehat-enak

Fungsi Sel Darah Merah di Tubuh Manusia

Fungsi utama sel darah merah yang biasa kita kenal sebagai eritrosit adalah mengangkut hemoglobin dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Pada beberapa hewan tingkat rendah, hemoglobin ini beredar sebagai protein bebas dalam plasma, tidak terbatas dalam sel darah merah. Jika hemoglobin ini terbatas dalam sel darah merah. Jika hemoglobin ini terbebas dalam plasma manusia, kurang lebih 3 persennya bocor melalui membran kapiler masuk ke dalam ruang jaringan atau melalui membran glomerulus pada ginjal terus masuk ke dalam saringan glomerulus setiap kali darah melewati kapiler. Agar hemoglobin tetap berada dalam aliran darah maka ia harus tetap berada dalam sel darah merah.

Sumber Gambar :http://www.daviddarling.info/encyclopedia/S/sickle_cell_disease.html

Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase yang mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan reaksi kimia ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah dapat bereaksi dengan banyak sekali karbon dioksida dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonat.

Sumber Gambar : http://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics

Dalam minggu-minggu pertama kehidupan embrio, sel-sel darah merah primitif yang berinti diproduksi dalam yolk sac. Selama pertengahan trimester masa gestasi, hati dianggap sebagai organ utama untuk melakukan produksi sel-sel darah merah, walaupun terdapat juga sel-sel darah merah dalam jumlah cukup banyak yang diproduksi dalam limpa dan limfonodus. Lalu selama bulan terakhir kehamilan dan sesudah lahir, sel-sel darah merah hanya dihasilkan oleh sumsum tulang.

Sumber Gambar : http://alfaatihwalkhaatim.blogspot.com/2010/01/kenali-darah-anda.html

Pada dasarnya sumsum tulang dari semua tulang menghasilkan sel darah merah sampai seseorang berusia 5 tahun. Tetapi, sumsum dari tulang panjang, kecuali bagian proksimal humerus dan tibia menjadi sangat berlemak dan tidak memproduksi sel-sel darah merah setelah kurang lebih berusia 20 tahun. Setelah usia ini, kebanyakan sel darah merah dihasilkan dalam sumsum tulang membranosa seperti verebrata sternum, iga dan ilium. Bahkan dalam tulang-tulang ini, sumsum menjadi kurang produktif sesuai dengan bertambahnya usia.

Daftar Pustaka : Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9 : EGC

Mengenal Sel Darah Putih Tubuh Kita

Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa darah yang ada didalam tubuh kita salah satunya adalah sel darah putih. Sesungguhnya – secara normal – didalam darah kita terdapat enam macam sel darah putih. Keenam sel darah tersebut yaitu netrofil polimorfonuklir, eosinofil polimorfonuklir, basofil polimorfonuklir, monosit, limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Disamping itu, terdapat sejumlah besar trombosit yang merupakan pecahan dari tipe ketujuh sel darah putih yang dijumpai dalam sumsum tulang, yakni megakariosit. Ketiga tipe pertama dari sel, yaitu sel-sel polimorfonuklir, seluruhnya mempunyai gambaran granular. Karena alasan itu mereka disebut granulosit atau dalam terminologi klinis sering disebut “poli” karena intinya yang multipel.


sumber gambar : http://sistemperedarandarah2.blogspot.com/

Sebelum kita mempelajari lebih jauh tentang macam-macam sel tersebut ada baiknya kita mengenal tentang leukosit itu sendiri. Leukosit merupakan unit sel darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit ini sebagian dibentuk di sumsum tulang(granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini dibawa dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan. Manfaat sesungguhnya dari sel darah putih adalah untuk mengatasi infeksi tubuh atau radang yang serius. Jadi, leukosit menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius yang mungkin ada.
Pada manusia dewasa dapat dijumpai 7000 sel darah putih per mikroliter darah. Persentase normal dari sel darah putih kira-kira sebagai berikut :
 Netrofil polimorfonuklir : 62,0 persen
 Eosinofil polimorfonuklir : 2,3 persen
 Basofil polimorfonuklir : 0,4 persen
 Monosit : 5,3 persen
 Limfosit : 30,0 persen

Jumlah trombosit yang hanya merupakan framen-fragmen sel dalam keadaan normal jumlahnya kira-kira 300.000 per mikroliter darah. Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama dengan cara membunuhnya – yaitu, melalui fagositosis. Fungsi utama limfosit dan sel-sel plasma berhubungan dengan sistem imunitas.
Sumber Gambar : http://pkukmweb.ukm.my/~danial/MACROPHAGECOLOR.JPG

Alasan utama keberadaan sel darah putih dalam darah karena sel diangkut dari sumsum tulang atau jaringan limfoid ke area tubuh yang memerlukan. Masa hidup granulosit sesudah dilepaskan dari sumsum tulang normalnya 4 sampai dengan 5 hari berikutnya dalam jaringan. Pada keadaan infeksi jaringan yang berat, masa hidup keseluruhan seringkali berkurang sampai hanya beberapa jam karena granulosit dengan cepat menuju daerah infeksi melakukan fungsinya dan masuk dalam proses dimana sel-sel itu sendiri dimusnahkan.
Granulosit dan monosit hanya ditemukan pada sumsum tulang. Limfosit dan sel plasma terutama dihasilkan dalam berbagai organ limfogen, termasuk kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil dan berbagai kantong jaringan limfoid dimana saja dalam tubuh, terutama dalam sumsum tulang dan plak Peyer dibawah epitel dinding usus. Limfosit sebagian besar disimpan dalam berbagai area jaringan limfoid kecuali pada sedikit limfosit yang secara temporer diangkut dalam darah.

Daftar Pustaka : Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9 : EGC